dunia artis: usaha padat karya
artis oh artis.. gak nyangka juga gue deal banyak sekali dengan lo lo pade sekarang..
kadang dilemma juga buat gue untuk menyikapi dunia perartisan ini.. sometime gue bilang itu berlebih, tapi pada dasarnya artis itu juga adalah usaha padat karya yang bisa mengurangi tingkat pengangguran.
Ambil satu, artis yang baru masuk dunia rekaman misalnya. Pada awalnya mungkin dia nggak perlu siapa-siapa. Make up bisa sama tantenya, manajer sama mamanya, supir sama pacarnya, dan yang ngurusin tetek bengek itu temen-temennya. Tapi lama-lama, jam kerja mulai tinggi. Bahkan mungkin sang tante mulai pasang tarif buat ngeblow rambut dia doang. Walhasil dia mulailah mencari-cari orang-orang yang bisa dipekerjakan untuk ngurusin dia seorang.
First eye news yah. Akhirnya gue liat sendiri, seorang penyanyi muda yang umurnya masih dibawah gue, begitupun berat badannya tentunya. Pada suatu hari gue pergi meliput behind the scene untuk pembuatan video klipnya yang kesekian. Gue nelpon asisten sutradaranya, itu udah satu orang ya yang kerja buat sang artis. Trus namanya juga asisten pasti ada sutradaranya dong, jadi dua. Lah kameramen? Lighting man? Runner? Yah, dari tim pembuat video klip gue rasa ada 10 orang lah. Ditambah mbak-mbak katering mungkin jadi 13 orang.
Ternyata konsep video klipnya cukup rame. Butuh suasana cafe yang artinya butuh banyak figuran. Pantesan daritadi banyak mas-mas cakep yang mukanya pada putih dibedakin. Dan mbak-mbak bertanktop dimana gue aja pake kaos lengan pendek tetep berasa dingin. Yah total figuran itu ada 8 orang lah. Berarti disini juga ada mbak-mbak baek hati yang bawa-bawa spons bedak untuk touch up muka biar gak keringetan. Atau mas-mas manis yang bawa-bawa sisir berujung panjang untuk ngerapiin rambutnya, dan kadang-kadang nyetrikain bajunya. Ditotal-total jadi ada deh sekitar 11 orang. ( I would say 12 cuma gue gak suka angka genap)
Lama-lama gue tunggu, si artis gak mau turun-turun buat gue wawancara. Padahal disitu ada gue, kameramen, soundmen, VJ, dan driver gue yang udah nungguin dia. 5 orang tuh. Akhirnya gue cari manajernya dia (6..), eh dia lempar ke orang label (7..), si orang label lempar lagi ke mas-mas dari kumpulan pembuat klip (8..), dan akhirnya orang itu lempar lagi ke mas-mas tukang nyetrika, gue gak tau dari mana (well, 9 anyway).
Disaat gue dilempar-lempar begitu, sang artis sedang didalem bis pribadinya. Dia sudah menyulap sang bis sebagai karavan kecil untuk kenyamanan dia dalam shooting hari itu. Katanya dia lagi ngadem tadi cape karena abis take di lokasi laen. Di bus itu tentunya ada supir bus, mbak-mbak yang mijetin karna dia cape, mbak-mbak yang bentar2 turun untuk ngambil sisir, minta minum, ambil tissue, and God knows ada berapa lagi orang diatas sana.
Yah akhirnya, shooting dimulai sekitar jam 22.00, setelah gue disuruh dateng dari jam 19.00 supaya bisa langsung wawancara katanya. Jadi aja gue gak ngitung-ngitung lagi berapa total orang yang bekerja untuk dia hari itu. Gue belum ngitung tukang-tukang parkir disekitar situ yang mendadak kecipratan rejeki karna banyak orang yang parkir buat nonton, abang-abang rokok, kios supermi yang jadinya masih buka sambil mungkin berharap sang bintang mo mampir, atau juga ibu-ibu penyapu jalanan yang musti nyisirin sampah-sampah yang pastinya ada setelah semua orang pulang bobo ke rumahnya masing-masing.
Yah, kadang gue sebel sih sama artis-artis itu. Cuma, kalo dia nggak ada, berapa orang ya yang jadi pengangguran?
No comments:
Post a Comment