life begin at...
Kalo ngegoogle dengan keywords ‘Life begin at...’, paling angka 40 yang akan keluar banyak. Tapi apakah selalu begitu? Tampaknya nggak selalu ya.
Namanya Bapak Saefuddin, wakil masyarakat daerah Cibuluh, Cianjur, Jawa Barat, umurnya dia sendiri nggak tau, tapi pasti lebih dari 60-70an. Masyarakat Cibuluh sendiri jadi mitra kantor gue untuk suatu proyek Mikro Hidro yang mendukung juga kelestarian hutan didaerah situ. Gue pernah kesana ketika acara commissioning proyek itu. Waktu itu gue udah liat ada seorang bapak berumur yang menurut gue, ‘Hebat banget neh orang, udah hari begini dia masih aja aktif’. Ternyata gue ketemu lagi di Workshop Padang September 2006 yang lalu. Ada satu session dimana para peserta diminta menuliskan hal yang paling menarik dan tidak terlupakan selama hidupnya, tebak sang Bapak menulis apa? ‘PERTAMA KALI NAIK PESAWAT’. Ternyata, dia nggak pernah keluar ‘kandang’nya selama ini. Lalu gue coba bayangin, gimana proses sampai dia akhirnya bisa sampai Padang. Pertama-tama dia harus keluar dulu dari Cibuluh ke kota terdekat. Cara keluarnya adalah either naik ojek dengan rute berkelok-kelok dan berbatu-batu kali dan kanan kiri jurang, atau naik land rover tanpa pintu isi 2 orang dan yang lain harus berdiri dibelakang, dengan spesifikasi roda berbeda-beda dan tangki bensin berupa jerigen yang harus dikangkangin sama orang yang duduk didepan. Rute ini memakan waktu sekitar 2 jam. Setelah itu, bisa disambung dengan mobil biasa, tapi jalanan masih jelek dan berbatu, dan tentu berkelak kelok. Sehabis itu baru bisa diteruskan ke Jakarta, dan kemudian ke bandara. Untuk seseorang yang berumur lanjut dan nggak biasa naek mobil, rute ini cukup nyebelin. Tapi Bapak ini dengan penuh semangat mengikuti acara workshop. Aduh gue salut deh sama dia. Salah satu respect yang dia paling tunjukkan adalah dia satu-satunya orang yang masih berpakaian batik dan kopeah dan menjinjing tas workshop sampai akhir acara. Sepanjang acara terus bertanya. Waktu session ice breaking pun beliau bersemangat sekali. Dan pas kunjungan lapangan, jadi nyengir sendiri juga melihat beliau, seorang bapak-bapak kurus tua asli Sunda banget asik tanya jawab soal pertanian organik sama seorang mas-mas muda langsing yang agak genit dan Padang banget. Hehehe. Berapa barrier hayo yang ada? Tapi diskusinya lancar tuh. Lalu, gue baca koran beberapa saat lalu. Ternyata kelompok Raksabumi, kelompok penjaga hutan di desa Cibuluh itu, berhasil memenangkan Kehati Awards. Dan tebak siapa yang gue liat di headline Jakarta Post hari itu? Pak Saefuddin! Hehehe. Dan salah satu hadiahnya adalah berkunjung ke suatu negara di Asia! Hahaha. Gue ikut senang! Siapa bilang life begin at 40 doang? Eventually, you’re going to ripe what you sow. Selamat ya, Pak!
No comments:
Post a Comment