Sunday, October 23, 2005

suatu malam di tempat ngedit..

I dont know what to write. It's just a while since I wrote my last posting since the system in my new office dont really support my blogging activity.

Ah, lagi gak mood nulis. Pengen curhat temen curhat gue lagi ilang sinyal.

Tuesday, October 04, 2005

Bali dibom lagi!

Malem minggu kemarin gue dapet kabar, kalo Bali dibom lagi. Lagi gitu loh! I thought there would never be such things as two same disasters in the same location with not so long time duration. But however, they did it again! Those silly people God knows who they are.

Banyak banget issue yang beredar tentang alesan kenapa Bali musti dibom lagi. Ada yg bilang sebagai distractor untuk masalah BBM, ada yg mengait2kannya dengan kejadian bom yg lalu-lalu disini dan disana, dan berbagai spekulasi lainnya. Tapi yang jelas, apapun alesannya itu, miris banget rasanya hati ini ngeliatin liputan2 tentang kejadian itu di tipi. Mana tempat kerja gue sekarang penuh tipi dimana2 yang membuat gue emang gak bisa ngehindarin untuk meliat gambar2 itu.


Bukan zoom yang mengacu kesosok seorang pemuda yang diduga pelaku bom yang bikin gue miris. Bukan juga berbagai cerita dari orang-orang yang terhindar dari bom. Apalagi spekulasi-spekulasi tentang siapa pelakunya dan apa yang melandasi kejadian ini semua. Itu bukan urusan gue!


Semua stasiun tv nyiarin berita pasti berikut dengan airmata. Keluarga yang ditinggalkan, yang punya toko, korban yang kesakitan, warga sekitar yang panik, dan beberapa golongan lainnya. Tapi masih jauh lebih banyak lagi airmata yang luput disiarkan oleh mereka.

Masih ada yang begitu mencintai negara kita ini dan kejadian ini malah membuat trauma tersendiri. Rasa tidak aman, rasa tidak pasti, rasa kecewa sampe musti menghindari berita di koran dan di radio membuat airmata itu keluar juga. Kehilangan harapan akan negara tempat kita berpijak ini adalah sesuatu yang sangat menyakitkan dan kadang bisa mengakibatkan penyelesaian yang tidak menyenangkan disalah satu pihak, yaitu dengan mencari harapan baru ditempat yang jauh.

Ketika seorang sahabat menceritakan keinginannya itu, gue sebenernya bisa berkata, ‘hey, di tempat yang baru pun belum tentu lo akan menemukan apa yang lo mau’, atau alesan cetek yang sempet juga gue keluarin ‘entar disana lo gak bisa makan pepes lagi’ demi keegoisan gue untuk mempertahankan keberadaannya di negara ini supaya gue tetep bisa berbagi cerita dan bergaol bersama sampe nenek-nenek seperti kisah persahabatan sejati yang sering muncul di tipi atau di buku2 semacam chicken soup for the soul. Yet, something snapped me back to reality that those are just some minor lucky people whose country doesn’t get bombed.

Entah berapa orang yang secara tidak langsung terkena imbas bom Bali kaya gue gini dengan berbagai kasus sampingan yang beraneka ragam, namun kekesalan kita gak diliput tipi karna tidak komersil tentunya. Jadi untuk mewakili mereka, jika biasanya gue mengakhiri tulisan gue dengan beberapa closing words yang cukup bijak bestari, this time, gue hanya ingin berteriak ‘GUE BENCI SEKALI DALANG BOM BALI!!!!’, I know that I’m not allowed and not used to swear, but I just want to say, may them rotten in the deepest crack of hell.