Thursday, November 23, 2006

Anggun sang Indonesian Rocker


kan ku ingat s'lalu
sorot mata itu
Dihantu cemburu,
dalam tatapnya
berjuta duga
(KEMBALI, an Indonesian version of A Rose in the Wind)
Pas lagu ini, gue (juga Ijul, Onge, Dani dan Mbak Ira) masih bisa nyanyi dengan sregepnya dan teriak-teriak. Bukan karena kita apal, tapi karena ini adalah lagu Anggun yang pertama di konser di Bandung tanggal 18 Agustus 2006 kemaren. Jadi, panggungnya masih belum dibuka dan ditutup dengan semacam layar warna putih. Pantulan proyektor di layar itulah yang mengeluarkan teks lagu ini dengan full grafis tentunya. Seperti karaoke lah jadinya. Agak-agak standar sih ya. Agak mirip dengan 3 Diva juga.
Terus keluarlah sang Anggun, yang emang terlihat anggun walau pake baju krembyah krembyah berwarna hitam itu. Lalu mulailah masa-masa diem kita karena nggak ada yang apal lagunya Anggun. Konser Anggun kemaren -dengan cukup anehnya- digelar di Hanggar Lanud Husen Sastranegara. Ayo ngacung anak Bandung yang pernah nonton di situ??? Gue sempat meragukan akustiknya pada mulanya. Gue pikir emang sengaja nih, nonton konser Anggun kelas festival kok cuman Rp.100.000,00, yah harus nrimo aja sama kualitasnya.
Ternyata sodara-sodara, akustiknya oke tuh. Setelah gue baca-baca di beberapa berita, emang tuh Hanggar disulap sama sang Director Jay Subiyakto supaya layak buat konser. Panggungnya memang minimalis sekali, cuma seperti huruf T dengan dua blower diujungnya. Tapi sudah cukup banget untuk membuat ternganga nganga. Tapi sayangnya, yang nonton tidak terlalu banyak. Gue serombongan bebas lari kesana kemari ngikutin Anggun menari-nari. Walau menari-narinya gitu-gitu aja. Agak payah emang Anggun urusan gaya menari. Masa harus gue ajarin?
Anggun empat kali ganti baju. Baju yang kedua yang paling aneh. Masih belum selesai kayanya. Kalau ketauan nyokap gue bisa dimarahin tuh. Baju yang ketiga, berwarna merah adalah khusus untuk session lagu-lagu Indonesia. Untuk sesi itu, Anggun nyanyi diiringi oleh Saunine dan Andi Ayunir. Aransemennya oke banget deh gue bilang. Kenapa gak dipublish aja ya? Trus abis itu ada acara bagi2 baret merah yang ditandatangani Anggun. Dan tiba-tiba juga lah Onge menghilang demi mengejar baret. Dasar tulul. Sampe terakhir gue nunggu lagu Tua Tua Keladi masih belum muncul. Ternyata dijadiin lagu pemungkas sama dia! Sama sebuah lagu mellow yang gue nggak tau judulnya.
Juara deh buat Anggun. Mau juga buat konser dengan harga murah. Tapi emang penggemar Anggun (di Indonesia) masih tetep mengingat Anggun as Indonesian Rocker. Jitak-jitakan deh ama gue, para penonton yang notabene banyak yang seumuran atau lebih muda dari gue itu, lebih hype pas nyanyi lagu-lagu Indonesia. Entah karena suka, atau nggak bisa bahasa Inggris. Hehehe. Pas terakhirnya Anggun mau pergi, berasa sedih deh. Kaya nganterin temen s2 atau pindah ke Prancis gtu deh.
Overall, yang gue paling kenceng nyanyiin? Tentunya Tua Tua Keladi, dan:
dalam hitam
kelap malam
kuberdiri melawan sepi
di sini di pantai ini
telah terkubur sejuta kenangan
dihempas keras gelombang
dan tertimbun batu karang
yang tak kan mungkin dapat terulang
wajah putih pusat pasi
tergores luka di hati
matamu membuka kisah
kasih asmara yang telah ternoda
hapuskan semua khayalan
lenyapkan satu harapan
kemana lagi harus mencari
kau sandarkan sejenak beban diri
kau taburkan benih kasih
hanyalah emosi
melambung jauh terbang tinggi
bersama mimpi
terlelap dalam lautan emosi
setelah aku sadar diri
kau tlah jauh pergi
tinggalkan mimpi yang tiada bertepi
kini hanya rasa rindu
merasuk di dada
serasa sumpah melayang pergi
terbawa arus kasih membara

Jakarta itu Panas, Jendral!


Hayoh, siapa yang nggak mau ngacung kalo ditanya, 'Does Jakarta get hotter these days?'

Di kedua kos gue yang dahulu, kadang ada masa-masa dimana gue merasa kipas angin satu aja sudah terlalu dingin buat gue. Dalam kamar kos yang tidak lebih dari kandang kambing pada suatu peternakan terpadu, tanpa AC, dan banyak barang. Di kos gue sekarang pun begitu, beberapa waktu yang lalu tapinya. Namun sekarang, dalam bulan-bulan penuh ber ber an ini, dimana doktrin sewaktu SD sudah sedemikian kuatnya, 'Anak-anak, musim hujan itu jatuh pada bulan yang berakhiran dengan -ber, seperti Oktober.. sampai.. Desember'. Maaf ya Ibu Guru, sudah nggak berlaku. Sekarang masih panas. Panas. Panas sekali dimana-mana. Bahkan pake AC pun masih panas.
Kepanasan ini bisa disambungkan kemana-mana. Karena suasana panas, orang banyak jadi pakai tank top. Trus jadi dikaitin dengan issue gossip tidak jelas, 'eh, lo perhatiin gak dia itu pake tank top hanya kalo si itu mau dateng'. Bisa juga mengakibatkan keringetan nggak jelas sehingga timbul ide-ide yang bisa menghabiskan uang, mulai dari yang sedikit seperti beli tissue basah, atau yang banyak seperti menyewa apartemen berAC 5 pk untuk satu kamar.
Pada suatu weekend, gue lari ke Bandung dengan harapan bisa bertemu dengan sang dingin. Tapi Bandung udah setali tiga dollar pula. Mana di Bandung gue bahkan tidak punya kipas angin pun. Celaka. Akhirnya satu kipas angin dengan diameter tidak lebih dari 20 cm -yang biasa dipakai sepupu gue yang masih SD dari Jakarta menginap- gue panteng dengan jarak dekat agar anginnya berasa. Hasilnya: stiff neck.
Ahhh. Apakah ini sang yada yada gegap gempita global warming itu? Foto yang gue dapet dari forwardan email dan gue tempel di atas itu, tiba-tiba berasa bak sebuah approval tentang global warming dengan cara yang mudah dicerna.
Tapi gue bisa apa ya selain garuk-garuk kepala karena keringetan dan bau kecut? Mana berasa nih panas untuk orang yang punya pilihan beragam yang tinggal nambah AC di kamarnya dan naek mobil ber AC kemana-mana.
Yah emang lagi-lagi nih panas jadi konsumsi buat kita-kita, yang masih setia cari kos dingin di Jakarta dengan harga miring, dan pulang pergi naek kopaja terutama di akhir bulan. Paling kalo pengen ngadem numpang di rumah bogel or ijul.

Tuesday, November 21, 2006

ingatlah hari ini



kawan dengarlah yang akan aku katakan
tentang dirimu setelah selama ini
ternyata kepalamu akan selalu botak
eh kamu kaya gorila

cobalah kamu ngaca tuh bibir balapan
daripada gigi lo kaya klinci
yang ini udah gendut suka marah-marah
kau cacing kepanasan

tapi ku tak peduli
kau slalu di hati
kamu sangat berarti
istimewa di hati
slamanya rasa ini
jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing
ingatlah hari ini

ketika kesepian menyerang diriku
nggak enak badan resah nggak menentu
ku tau satu cara sembuhkan diriku
ingat teman-temanku

dont you worry just be happy
temanmu disini

kamu sangat berarti
istimewa di hati
slamanya rasa ini
jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing
ingatlah hari ini
dont you worry dont be angry
mending happy happy
(ingat hari ini ya :) dan kemarin dan kemarinnya lagi...)

Friday, November 17, 2006

sayonara MTV


Weekend kemarin gue nginep tempat temen gue, yang artinya, gue bisa nonton TV. Clicking through several channels, then we finnaly end up watching MTV. Dengan riang gembira dan sok kenalnya gue cerita-cerita: 'Yang ngedit Rumah Gue sekarang si Dani lho', 'Eh ini kan Nongkrong Bareng yang si Nabil bilang waktu itu', 'Kata anak-anak si Vina itu sebenernya....', 'Wah gue kelewat euy What's Up yang kemaren, padahal Widi berhasil dapetin Peter Pan'.

Entah gue mellow atau seperti yang gue pernah denger pada suatu kultum di bulan puasa bersama Miftah Faridz dan Project Pop bahwasanya manusia itu makhluk yang suka berasosiasi alias mengkait2kan segalanya.. kemaren itu gue merasa rindu gak jelas untuk kerja di MTV lagi, dengan segala kebrobrokannya.

Ehh.. tiba2 gue chatting sama Nabil hari Selasa kemarin:
nabil (11/16/2006 10:02:31 AM): eh duy, hari ini kita semua di phk loooohhh
nabil (11/16/2006 10:02:31 AM): seriusss

Lalu berjalanlah cerita-cerita dan chattingan gue sama anak-anak MTV. Ada yang bilang MTV Spore bangkrut, ada yang bilang kebijakan dari MTV Headquarter di NY, trus mau dibeli sama MNC, dan lain sebagainya. Trus ditambah miris juga liat status di YM mereka yang auranya gelap banget.

Only one month left before the finalization.

Ini pertama kalinya gue merasakan yang namanya PHK massal on first hand. Bukan dari koran atau tv. Dan gue juga pernah kerja disitu sekitar 5 bulan yang lalu!! Jadi langsung deh kebayang tuh OB, satpam, beberapa temen yang udah lumayanan umurnya dan lumayanan jumlah anaknya, pasti ada yang lagi hamil, pasti ada yang lagi nyicil rumah. Dan disisi lainnya kebayang para bos yang pasti udah aware of it jadi pas diPHK dapet pesangon sekaligus udah dapet tempat kerja baru. Huuhhhh. Gak abis-abis deh liciknya.

Farewell my friends. I really hope you all could have much better job!!

182.500 setahun

Berapa gaji anda per bulan?
Tujuh koma tujuh juta. Tiga puluh sekian juta. Sebelas juta ditambah uang makan dan transport. Hampir dua puluh juta.

Berapa aset anda disana dan disini?
Rumah di Jakarta Selatan. Tambang Emas. Pabrik Es. Mobil CRV.

Biasa makan dimana?
Bukan home made. Bakmi boy. Sate House Senayan. Fancy food di Mall.

Kerja di bidang apa?
Sosial. Membantu masyarakat kecil. Meningkatkan taraf hidup. Membangun.

Mau ikutan gak?
Pake duit ya. Nggak ah. (belum dilihat)
(Yang satu masih dengerin)

Dengan 182.500 rupiah anda sudah bisa membantu anak sekolah di Wailago, Flores sebanyak 500 rupiah per hari. Bersedia? (penawar adalah LSM dengan aktifis yang trustworthy dan track record bagus yang sudah diekspos di TV nasional bahkan internasional, bukan sekadar minta sumbangan)
Ya saya ambil satu, talangin aja dulu, nanti diganti pake duit **** (nama lembaganya, red.)

Kita semua ambil perorang (dengan spesifikasi gaji dan aset jauh dibawah mereka). Mau ambil lebih? (menawarkan didepan lebih dari 5 orang dengan spek income seperti dalam tanya jawab diatas)
Loh, nggak bisa per lembaga aja? Ya udah deh saya bayar sendiri aja. (dan belum bayar sampe sekarang)

Begitulah drama babak satu hari yang membuat gue cukup tercenung rada lamaan. Ditambah dengan fakta bahwa ketika tawarannya gue kirim ke 4 milis yang berisi teman-teman dekat gue dan 1 milis setengah dekat, responnya adalah: 1 orang bertanya kapan deadlinenya, 1 orang bilang mau tapi ketika di follow up menghilang, dan 1 orang lagi bilang mau, tapi belum kasih kabar sudah transfer atau belum sampe sekarang. Hanya itu saja.