Friday, February 23, 2007

how infidelity could crash you

Beberapa hari ini gue lagi jadi teman siaga, siap antar jaga, di rumah tante-tante yang lagi hamil gede dan ditinggal suami ke medan perang. Salah satu ritual gue adalah nebeng baca majalah Tempo. Lalu kemudian gue menemukan sebuah artikel yang menurut gue cukup menghebohkan. Kisah tentang sebuah percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh seorang astronot NASA bernama Lisa Nowak.

Sang astronot adalah perempuan kelahiran 1963 yang mulai menyukai dunia luar angkasa sejak dia umur 5 tahun dan menonton acara pendaratan Apollo di bulan. Setelah itu, semua studi yang dia ambil selalu berkaitan dengan hal-hal seperti itu, jadilah dia mendapatkan degree di aeronautical dan astronautical engineering. Trus karirnya pun melejit, langsung masuk ke US Navy dan udah terpilih jadi astronot sejak tahun 1996. Perempuan, umur 33 tahun, udah bisa jadi astronot. What an achievement!

Personal wise, she’s reported happily married with her colleague from NASA, Richard Nowak. Punya satu anak laki dan sepasang perempuan kembar. Sampai akhir berita, mereka sebenarnya belum bercerai, hanya berpisah.

Then the story begin, ceritanya Lisa punya affair dengan seorang kolega NASA lain bernama William Oefelein. Ternyata, koleganya ini selingkuh dengan seorang perempuan lain yang bernama Colleen Shipman. Dengan tenaga api cemburu, Lisa menempuh jarak 1400 km nonstop dan bahkan pakai pampers agar nggak perlu berhenti untuk ke kamar mandi. Lisa menuju airport dimana Colleen mau bepergian. Singkat kata singkat cerita, Lisa tertangkap ketika sedang undercover dalam rangka berusaha MEMBUNUH Colleen. Dia ngakunya mau melakukan girltalk dalam rangka nanya-nanya bagaimana hubungan Colleen sama William. Tapi di tasnya ditemukan pepper spray, wig, BB Pistol, pisau lipat berukuran 4 inchi, a new steel mallet, sarung tangan hitam, rubber tubing, dan kantong plastik.

Sang majalah sibuk membahas betapa NASA – sebagai high profile company – yang tidak punya sistem penyaringan psikologis yang hebat sampai hal seperti ini bisa terjadi. Kalau gue lebih suka melihat bahwa –what so called- LOVE:
1. could destroy your every childhood dream into pieces
2. how revenge is more to women insecurity towards other women instead of addressing anger

destroy your every childhood dream into pieces

Gue - sebagai makhluk yang cenderung going with the flow dengan sedikit rambu-rambu - selalu salute pada mereka-mereka yang bisa menentukan jalan hidupnya sejak kecil. Orang yang bisa punya cita-cita tinggi –dan bener-bener determined yah, bukan asal sebut- menurut gue itu hebat sekali. Begitupun si Lisa ini. Bisa dengan jelas tahu apa yang dia mau sejak umur 5 tahun, dan finally achieving her wish on 33 years old. Susah banget lagih menjaga cita-cita sampe 28 tahun begitu!! Lalu setelah dia bersusah payah meniti karir dan sebagainya sebagainya. Blarrr!! Hancur semua dibakar api cemburu!! Sayang banget…

how revenge is more to women insecurity towards other women instead of addressing anger

Ini termasuk never ending question juga. Siapa sih yang sesungguhnya salah kalau terjadi perselingkuhan? Yang dirayu atau yang merayu? Mungkin orang cenderung bilang yang merayu. Tapi kok yang dirayu mau juga? Dalam kasus Lisa ini, gue tidak sepaham dengan target tembak Lisa. Gue mungkin lebih akan balas dendam pada pacar gue alias si lelaki. Menurut gue, Colleen itu nothing to do with it. Toh sebenarnya si Lisa juga kan selingkuh dari suaminya. So its more into hukum karma. Anyway, yang ada masalah dan yang memiliki hubungan dengan Lisa adalah si laki-laki. He’s the one to put the blame. However, Lisa memilih untuk menyalurkan balas dendamnya kepada sang perempuan. And she’s not alone.

Beberapa perempuan yang gue kenal juga cenderung menyalahkan rivalnya, bahkan melakukan tindakan lebih lanjut (yang paling sering: ngata-ngatain) kepada lawannya yaitu perempuan lain. Meanwhile, they merely share minor and temporary dispute with their husband/couple, but remain hatred forever with the rival. Fenomena apakah ini? Apakah perempuan segitunya nggak bisa kehilangan pasangan? Apakah mereka sedemikian insecure? Apa sih yang mereka lihat sebenarnya dari kasus seperti ini?

Entahlah ya, actually I’m too premature and naïve in this box of issue. But I just think that I need to write on this.

Tuesday, February 20, 2007

a chance

again the morning has come
remaining me of such portray
you that twisting around my belly
you that mesmerized me tremendously
you that I am no longer able to ignore
if I still wish
to carry my journey on

had imagine of you
swirling back and forth
in front of my very eyes
giving me goosebumps
whispering in each piece of my ear
sounding fear that I must conquer

then here I am in front of you
trying to hold every breath
amass inches of my brave and dignity
hiding my trembling noise
putting my disbelief in a box

but then after a while,
here I am still in front of you
had no fate to say anything to you
and as yesterdays
you overlook me
neglecting me

making me questioning my existence

I just want to understand you
figuring out what’s beneath you
to converse with you
longing you
to spend just a bit of your time
hoping you
to give a single chance
for me

(this goes out to all drivers outside,
if you once find anyone crossing in front of you,
please just let them do it)


Wednesday, February 14, 2007

Twilight Telephone

021-108
Halo bisa tanya kode area untuk Banda Aceh, Mas?

0651-108
Halo bisa tanya nomer telepon PLN Banda Aceh, Mas?

0651-23569/32045
Halo, dengan PLN Banda Aceh? Saya mau tanya tentang sambungan listrik di Lamno?
Oh, itu nggak disini bu. Bisa coba telpon ke bagian penyambungan. Ini nomer teleponnya.

0651-7410260
Halo, dengan PLN bagian penyambungan? Saya mau tanya tentang sambungan listrik di Lamno?
Oh, itu bukan di kami bu. Itu ke wilayah. Ini nomer teleponnya.

0651-22180
(ternyata mesin fax. jadi suaranya ngejuit dengan kerasnya)
(akhirnya gue baru kepikiran ngegoogle. Cek di google, dapet nomer lagi)

0651-22188
Halo, dengan PLN Banda Aceh? Saya mau tanya tentang sambungan listrik di Lamno?
Bukan disini bu. Ke nomer HP yg tadi saya kasih.
(ternyata dia yang angkat telepon gue tadi)
Tadi saya udah telepon kesana bu. Katanya harus ke kantor wilayah.
Oh gtu? Memang ada perlu apa ya bu?
Saya dari Jakarta, mitra saya ada di Lamno mengajukan permintaan untuk genset. Jika akan ada listrik di Lamno, maka gensetnya tidak perlu diberikan.
Oh gtu? Tunggu sebentar ya bu.
(lah, kenapa setelah dia tau alesan gue apa baru gue disambungkan dengan seseorang dan bukan dilempar ke kantor lain? Apa bedanya? Lalu suara bapak-bapak terdengar)
Bu, kalo Lamno itu nggak masuk wilayah kami. Masuknya ke Meulaboh. Ini nomernya.

0655-7006068/7006214
(Nggak bisa dikontak. Gak ada nada. Gak ada reaksi.)

0655-108
Pak, bisa tanya nomer PLN Meulaboh?

0655-7006069/7006063
(nggak diangkat-angkat. pas liat jam 11.50. pasti lagi pada makan semua. akhirnya baru diangkat jam 3an)
Halo, dengan PLN Meulaboh? Saya mau tanya tentang sambungan listrik di Lamno?
Oh gtu? Bukan kesini bu, ke swadaya. Ini nomernya.

0655-7557351
Halo, dengan PLN Bagian Swadaya? Saya mau tanya tentang sambungan listrik di Lamno?
Bukan kesini bu. Kalau Lamno itu masuknya ke PLN Calang.
Lah, dari tadi saya udah telepon kemana-mana katanya masuk ke Meulaboh.
Oh, Ibu udah nelpon ke Aceh. Terus katanya ke Meulaboh ya? Sebentar ya bu?
(Loh, jadi kudu nunggu instruksi dari Aceh dulu? Bukannya harusnya yang kaya gini tiap cabang pada tau siapa megang wilayah mana?)
Maaf bu. Orang-orangnya pada nggak ada. Gini aja deh bu, Ibu telpon ke Calang, nanti kalau kata Calang yang pegang Meulaboh, Ibu telpon ke Meulaboh lagi.
(Apakah ini hanya perasaan gue atau memang logikanya aneh 100%).
Loh memang Ibu tidak bisa caritahu Lamno itu masuk wilayah Meulaboh atau Calang?
Nggak bisa bu, ini orang-orangnya pada nggak ada.
(Itu baru jam 3 sore, kurang malah).
Ya udah, nomer telpon Calang berapa?
Nggak tau bu. Besok aja ya bu telepon lagi...

GUBRAKKKKKK....

cape dehhh... trus berhenti deh gue usaha :)

The Idiot's Guide about Soulmate

Deuh basi banget gue hari Valentine gini nulis tentang Soulmate? Hehehe. Tak apalah.

Beberapa hari yang lalu, mbak Susy, salah satu anak kantor gue yang cukup gahar menyebarkan info tanggapan dari seorang pakar mengenai apa itu soulmate. Tak dinyana, banyak juga yang kasih tanggapan serius mengenai hal itu, namely gue dan Olin. Itu yang secara online. Habis itu, ibu2 seperti Depho juga ikut nimbrung dalam pembahasan ini.

Olin menceritakan kisah soulmatenya yang ternyata dia temukan pada sahabatnya si Lulu yang benar-benar mengerti dia. Sementara dia sama sang suami sering berkhayal-khayal, ahhh.. andai kita bertemu 10 tahun yang lalu? Lalu si gue masih setia dengan teori soulmate Ally McBeal dan Sex in the City, in which man searching for days were eventually cut out to find out that their actually soulmates are friends or daughters. Sementara Depho bilang, soulmate itu adalah ketika lo deg2an atau mengalami sesuatu, sang makhluk diujung sana juga harus merasakan sesuatu. Jadi maksudnya seperti, tiba2 ketika lo lagi gundah gulana, lalu ada yang telepon, 'lo kenapa? perasaan gue gak enak nih...'

Sebenernya, benda apakah Soulmate itu??

Mari kita kumpulkan beberapa pertanyaan untuk soulmate:
Apakah soulmate harus satu?
Jika lebih dari satu apakah itu berarti kita selingkuh?
Apakah soulmate harus jadi suami/istri?
Kalau soulmate beda agama ribet gak ya?
Apakah soulmate harus berbentuk manusia?
Kalau soulmate kita nyebelin boleh ganti gak?
Apakah kita harus kenal sama soulmate kita?
Apakah kalau kita sharing soulmate dituduh orgy atau tukar pasangan?
Apakah kita harus malu kalau soulmate kita nggak ganteng?
Apakah kita bisa kehilangan soulmate?
Apakah soulmate akan datang sendiri atau harus dicari seperti duit?
Apakah berhutang sesama soulmate bisa dianggap lunas?


Lagi-lagi deh, gue terjebak dalam never ending questions. Tapi anyway dari gue, gue sangat percaya kalau soulmate itu bukan berarti suami/istri.

Soulmate(s) is (are) dedicated for everyone without any boundaries of religion, social status, gender, clothing preferences, hobbies, huge responsibility, determined future, demanding parents, size of shoes, and lots more.


And I surely find it easier to portray such figure from my friends.

Happy Valentine!

Wednesday, February 07, 2007

filling the hole

I am Sam just aired again in Trans7 on some Sunday night. Being not in the mood to shed tears, I avoid the movie but cannot help retaining some lines of the movie.

It was the court scene, Annie –Sam’s neighbor- was acted as witness defending Sam to have his right to take care of Lucy back. When Michelle Pfeiffer asked her whether we should worry for Sam to be Lucy’s father, she replies:

“I worry.”

“I do worry so much that they will take Lucy away from his father. It is like taking away some enormous space of her. I’m afraid that she will spend her life only to fulfill that hole.”


Whoa. It struck me.

What hole am I trying to fulfill?


masih kurang juga??

Setelah kunjungan sana sini di Aceh, sekarang gue lagi bantuin Bogel nongkrong-nongkrong di Kebon Kacang Inn buat ngedit report untuk Diakonie. Ada beberapa tempat yang gue sering denger doang tapi nggak pernah kesitu, salah satu darinya adalah Pulau Simeulue di pantai barat Aceh.

Salah satu grantee kita ada disini, sebuah LSM yang mungkin baru muncul setelah kejadian tsunami. Kita pilih LSM ini karena sebelumnya telah digaransi dan direkomendasi oleh beberapa orang yang kita percaya. Yang jadi motornya disini adalah seorang cewek. Jadi big picturenya adalah sebuah LSM di daerah rawan bencana di sebuah pulau dengan tidak banyak akses terhadap Aceh dan dimotori oleh seorang cewek pula. Eksotis banget kan? Gimana duit-duit dari berbagai LSM yang selalu mengelu-elukan women equality gak pada berbanjiran kesini?

Ternyata dampaknya ke masyarakatnya juga jelas terlihat. Dibandingkan dengan sekitar 8 atau 9 grantees lain yang kami kunjungi waktu itu, yang ini jelas parah. Well, beberapa yang lain juga ngaco sih, tapi setidaknya mereka hadir sewaktu kita hendak kesana dan mau mendengarkan. After all, willingness to listen would be the one that matters right?

Parahnya adalah mbak-mbak motor penggerak LSM ini sayangnya sudah berubah jadi selebritis yang selalu diundang kesana kemari. Ketika kesana kemari, dia selalu membawa laptop yang berisi data laporan untuk kita yang sudah tertunggak begitu lamanya. Semua orang lain di LSM itu nggak ada yang tahu keberadaannya. Misterius lah jadinya si mbak ini.

Lalu akhirnya gue melihat doski diwawancara pada film report itu. Emang beda ya antara yang murni dan sudah dikarbit? Tutur bahasanya itu loh, emang udah rapi jali. Lalu kemudian yang membuat gue terhenyak lagi adalah masyarakat disitu.

Kaget dengan banyaknya uang yang masuk kedaerah tersebut membuat mereka –menurut penilaian pribadi gue- jadi semena-mena dengan uang tersebut. Contohnya adalah bisa-bisanya di proposal adalah membuat ‘bengkel’ as in workshop untuk perabot misalnya, namun it turns out mereka membuat bengkel as in bengkel motor. Ja ampyun.

Dan puncaknya adalah ada sekitar 5 orang warga yang diwawancara. Mereka semua mengatakan –dengan kompaknya- bahwa uang dan barang yang diberikan MASIH BELUM CUKUP. Bahkan dengan serunya sekelompok ibu-ibu pembuat tikar mengeluarkan daftar barang yang masih mereka perlukan. Semua bahan yang mereka perlukan ini sebenarnya bukan barang yang hilang atau rusak karena tsunami. Misalnya ada seorang petani yang sekarang minta traktor super keren untuk membajak sawah padahal ketika ditanya sebelum tsunami mereka hanya memakai kerbau. Boleh kah jika gue bilang, ngelunjak yee??

Gue mencoba bertahan dengan mendengarkan, apa sih alasan mereka untuk meminta dan meminta lagi? Lalu penjelasannya adalah, “Karena harga-harga naik”, “Anak-anak mulai sekolah, kami perlu biaya”. HELLLOOOO... you’re too overwhelmed by all this stuff. It’s a truly resemblance of blessing in disguise. Ingin rasanya gue berteriak sama mereka, “Hey, nyokap gue itu hanya tukang jahit tapi dia bisa nyekolahin gue dan kakak gue sampe kuliah tanpa harus minta kesiapapun!”. Hebat deh tuh orang Aceh! Hehehe.