Wednesday, June 21, 2006

Fenomena Rumah Makan Padang

Jika anda orang Indonesia asli, atau pernah tinggal lama di Indonesia, di bagian manapun dari Indonesia, maka tentunya anda tidak asing lagi dengan yang namanya Rumah Makan Padang.

Seorang temannya mantan teman, waktu jamannya Cipularang belum kondang neh, pernah menghitung jumlah Restoran Padang di sepanjang perjalanan dari Jakarta ke Bandung via Puncak. Walhasil ternyata jumlahnya: Ratusan! Berapa jumlahnya? Ratusan! Berapa? Ratusan! (kok kaya iklan biskuit dansa itu yah?). Believe it or not yah -dengan toleransi kesalahan yang cukup tinggi karena sepanjang jalan kan ada masa-masa lengah karena kebelet pipis, atau teralihkan perhatian ke cowok/cewek keren (tergantung selera), atau ketawa-ketawa liat tulisan dan lukisan di belakang truk yang suka ‘gak mungkiiiinnn’- dari beberapa kali perhitungan, angka lebih dari seratus itu selalu muncul. Wah kebayang yah berapa yang tutup abis Cipularang dibuka? (eits, melenceng!)

Harga yang ditawarkan oleh Restoran Padang juga beraneka ragam. Kalau kamu termasuk berkocek tinggi, maka Sari Ratu yang suka ada di Mall-Mall terkemuka di kota anda atau Natrabu bisa jadi pilihan yang tepat sekali. Kalau kocek sedang dan suka melek sampe lewat2 midnight, Sederhana bisa jadi teman sejati. Walau sekarang sering tersiar kabar kalo Sederhana udah mulai jadi korban franchise karna cabang-cabangnya mulai ingkar dari rasa-rasa enak. Yang paling gue sering kena sih keasinan, atau pelayanan yang tidak profesional. Masa gue pesen martabak keluar es kopyor??? Oleh karena itu, pilihlah resto Sederhana yang masih original punya.

Nah, untuk anak-anak mahasiswa seperti masa lalu gue, atau masa kini gue setelah lewat tanggal 20an, banyak sekali restoran padang gurem dan abal-abal yang bisa dijadikan andalan. Mulai dari yang berjudul Jam Gadang, Bundo Kanduang, Sutan Batuah, Sinar Jaya, Maju Mundur, dan beberapa nama lainnya yang kadang emang susah dibedakan antara Rumah Makan Padang, perusahaan bus, atau tempat foto kopi.

Konsep Go International sebenarnya bisa dicontek dari Rumah Makan Padang. Salah satunya bisa dilihat dari keberadaannya di http://id.wikipedia.org, atau tanyakanlah pada rekan anda yang lagi Naek Haji atau lagi penelitian di Singapore. Tapi yang jelas, kalo Go Local, penyebarannya sudah sangat terbukti. Waktu gue ke Jogja, yang dicari: Sederhana, waktu ke Medan, yang dicari: Garuda, waktu ke Bandung, emak gue bilang baru nraktir mbak-mbak di Restoran Padang di depan, temen gue susah cari makan di Nias, adanya: Resto Padang, waktu jalan-jalan ke Bali makan di: Resto Padang.

Masuk ke menu, hmmm.. slurp2. Words wont ever describe it deh. Dengan berbagai variasi, makanan padang bisa memuaskan selera banyak orang dengan mudahnya. Makanya, terkutuk banget tuh orang yang udah ngebuat temen gue trauma sama gulai otak!!! Untung sekarang udah sembuh, dan yang ada dia bisa makan satu potong otak dengan 3 pucuk Nasi. Magic! Temen gue yang laen kebalikannya, satu pucuk Nasi bisa dengan 3 ayam pop. Kalo gue, kadang pake Kikil, Dendeng, Paru dan yang jelas kudu ada perkedel dan kerupuk. Kalo lo?

5 comments:

Anonymous said...

Hihihihi .. fenomena menarik tuh! tapi yang rada menarik lagi adalah harganya duy! ... harga untuk kelas yang sama *definisi kelas masih perlu diperdebatkan* di Balikpapan dan di Bandung beda jauh nih. Tapi perbedaan ini bisa dijadikan untuk menghitung secara kasar tingkat penghasilan perkapita dan living cost untuk daerah tersebut ya? AKH! ide untuk menulis blog tentang ini... nantikan ya duy! ...

Anonymous said...

Kalo di deket kantor gue ada yang namanya 'Pemuda Jaya' dan kalau gue mesen delivery, orang kantor langsung mengubah namanya jadi 'Pemudi Jaya'...

Koresponden gue yang orang Singapur terpesona dgn sambel balado yang merah.. kalo gue sudah pasti makannya pake gulei otak, ayam pop dan dendeng batoko, terutama yang di Sederhana, Sari Ratu atau Natrabu... nyammm

Anonymous said...

kalo gue mah udah pasti ayam pop duongs....dan kikil, dan rendang, dan ayam kalio, dan gulai otak...lho kok jadi banyak =P

btw, jaman kuliah dulu, ada satu rumah makan padang yg jadi andelan gue et al. yaitu yg di jalan titimplik di belakang kantor pt. telkom, terutama ayam pop-nya dan aneka juice-nya...nyamszzzz sekali dah!

Hendra Subrata said...

Selamat siang,

Rumah makan padang perlu jadi kebanggaan kita. Masakannya cocok untuk semua kalangan ( dari babysitter sampai direktur ) dan semua bangsa di dunia ( orang nigeria, eropa, amerika, dll ). Harganya juga terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

Saya sendiri buka usaha rumah makan padang dengan nama Rm Pandan Wangi
(http://www.pandanwangi.pobs.me atau http://pobs.vibizportal.com/pandanwangi ) yang merupakan hasil kerja sama dengan Rm Sederhana (sa ).
Pemilik Sederhana, Bp. Bustamam, telah mengajarkan resep masakannya,
sehingga rumah makan tersebut berkembang sangat pesat dan tersebar di seluruh Nusantara.
Rm Sederhana (sa)sudah
menjadi tuan di negerinya sendiri,
sanggup bersaing dengan franchise
rumah makan/restoran dari luar.

Manajemen dalam mengelola rumah makan sangat menentukan kualitas dari rumah makan tersebut, baik
pelayanan, kelezatan masakannya,
kebersihan dan juga suasana yang
nyaman.

Saat ini saya juga ikut mengembangkan usaha rumah makan tersebut melalui franchise/waralaba/kerjasama dengan sistim bagi hasil yang transparan/terbuka.

Wassalam,
Hendra Subrata

Hendra Subrata said...

Selamat siang,

Rumah makan padang perlu jadi kebanggaan kita. Masakannya cocok untuk semua kalangan ( dari babysitter sampai direktur ) dan semua bangsa di dunia ( orang nigeria, eropa, amerika, dll ). Harganya juga terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

Saya sendiri buka usaha rumah makan padang dengan nama Rm Pandan Wangi
(http://www.pandanwangi.pobs.me atau http://pobs.vibizportal.com/pandanwangi ) yang merupakan hasil kerja sama dengan Rm Sederhana (sa ).
Pemilik Sederhana, Bp. Bustamam, telah mengajarkan resep masakannya,
sehingga rumah makan tersebut berkembang sangat pesat dan tersebar di seluruh Nusantara.
Rm Sederhana (sa)sudah
menjadi tuan di negerinya sendiri,
sanggup bersaing dengan franchise
rumah makan/restoran dari luar.

Manajemen dalam mengelola rumah makan sangat menentukan kualitas dari rumah makan tersebut, baik
pelayanan, kelezatan masakannya,
kebersihan dan juga suasana yang
nyaman.

Saat ini saya juga ikut mengembangkan usaha rumah makan tersebut melalui franchise/waralaba/kerjasama dengan sistim bagi hasil yang transparan/terbuka.

Wassalam,
Hendra Subrata