how infidelity could crash you
Beberapa hari ini gue lagi jadi teman siaga, siap antar jaga, di rumah tante-tante yang lagi hamil gede dan ditinggal suami ke medan perang. Salah satu ritual gue adalah nebeng baca majalah Tempo. Lalu kemudian gue menemukan sebuah artikel yang menurut gue cukup menghebohkan. Kisah tentang sebuah percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh seorang astronot NASA bernama Lisa Nowak.
Then the story begin, ceritanya Lisa punya affair dengan seorang kolega NASA lain bernama William Oefelein. Ternyata, koleganya ini selingkuh dengan seorang perempuan lain yang bernama Colleen Shipman. Dengan tenaga api cemburu, Lisa menempuh jarak 1400 km nonstop dan bahkan pakai pampers agar nggak perlu berhenti untuk ke kamar mandi. Lisa menuju airport dimana Colleen mau bepergian. Singkat kata singkat cerita, Lisa tertangkap ketika sedang undercover dalam rangka berusaha MEMBUNUH Colleen. Dia ngakunya mau melakukan girltalk dalam rangka nanya-nanya bagaimana hubungan Colleen sama William. Tapi di tasnya ditemukan pepper spray, wig, BB Pistol, pisau lipat berukuran 4 inchi, a new steel mallet, sarung tangan hitam, rubber tubing, dan kantong plastik.
1. could destroy your every childhood dream into pieces
2. how revenge is more to women insecurity towards other women instead of addressing anger
Gue - sebagai makhluk yang cenderung going with the flow dengan sedikit rambu-rambu - selalu salute pada mereka-mereka yang bisa menentukan jalan hidupnya sejak kecil. Orang yang bisa punya cita-cita tinggi –dan bener-bener determined yah, bukan asal sebut- menurut gue itu hebat sekali. Begitupun si Lisa ini. Bisa dengan jelas tahu apa yang dia mau sejak umur 5 tahun, dan finally achieving her wish on 33 years old.
Ini termasuk never ending question juga. Siapa sih yang sesungguhnya salah kalau terjadi perselingkuhan? Yang dirayu atau yang merayu? Mungkin orang cenderung bilang yang merayu. Tapi kok yang dirayu mau juga? Dalam kasus Lisa ini, gue tidak sepaham dengan target tembak Lisa. Gue mungkin lebih akan balas dendam pada pacar gue alias si lelaki. Menurut gue, Colleen itu nothing to do with it. Toh sebenarnya si Lisa juga kan selingkuh dari suaminya. So its more into hukum karma. Anyway, yang ada masalah dan yang memiliki hubungan dengan Lisa adalah si laki-laki. He’s the one to put the blame. However, Lisa memilih untuk menyalurkan balas dendamnya kepada sang perempuan. And she’s not alone.
Beberapa perempuan yang gue kenal juga cenderung menyalahkan rivalnya, bahkan melakukan tindakan lebih lanjut (yang paling sering: ngata-ngatain) kepada lawannya yaitu perempuan lain. Meanwhile, they merely share minor and temporary dispute with their husband/couple, but remain hatred forever with the rival. Fenomena apakah ini? Apakah perempuan segitunya nggak bisa kehilangan pasangan? Apakah mereka sedemikian insecure? Apa sih yang mereka lihat sebenarnya dari kasus seperti ini?
Entahlah ya, actually I’m too premature and naïve in this box of issue. But I just think that I need to write on this.